Senin, 15 Desember 2008

sumber mata pencaharian warga


Sebagian besar penduduk desa Wanurojo menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian
salah satu komoditi/ hasil bumi yang menjadi andalan warga adalah Ketela Pohon
di Desa wanurojo dikenal dengan sebutan desa yang anti paceklik
kenapa demikian ???
karena setiap hari usaha yang dihasilkan penduduk adalah memanen ketela
dalam 1 minggu mereka dapat menghasilkan sekitar 150 kg ketela mentah
yang nantinya akan diolah menjadi tepung tapioka basah
adapaun rentetan pengolahan ketela pohon menjadi tepung tapioka tidaklah sulit
1. pagi2 para warga pergi keladang untuk memetikketela
2. setelah ketela terkumpul dan sudah dibuang kulit buahnya baru di giling di mesin pengglingan khusus
3. setelah proses penggilingan baru diperas menggunakan air bersih , saringan biasanya menggunakan kain yang tipis sehingga antara sari ketela dan ampas ketela dapat terpisah
4. proses berikutnya adalah . setelah diperas hasil perasan didiamkan selama 1 malam
5. pagi harinya air dibuang dari bak-bak penampungan dan sari pati siap diambil
harga sari pati ( tepung tapioka basah)
pendapatan warga per bulan dapat dirumuskan sebagai berikut
1 minggu panen= 4 kali
1 minggu jual tapioka basah 2 kali yaitu hari pasaran rabu dan sabtu

1 kali jual= 50kg tepung tapioka basah
harga / kg = Rp 2100
maka dalam 1 minggu
= 50x2x2100
= Rp.210.000

dalam satu bulan = 4 x Rp210.000
= 840.0000

ampas / sisa tepung taiopka adalah sisa dari pengolahan tepung tapioka yang masi bisa dimanfaatkan
50 kg ketela =25 ampas
harga /kg 300
jadi..
300x2x25=15000
dalam satu bulan 4x15000
60 .000

jadi total pendapatan perbulan warga dari pengolahan ketela adalah 900.000


BAGI anda yang berminat / ingin / butuh tepung tapioka baik basah maupun kering
silahkan datang ke Wanurojo
atau bagi anda yang membutukan ampas tapioka sebagai bahan campuran pakan ternak
anda dapat mendapatkan di Desa Wanurojo

semoga wanurojo makin makmur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar